Wednesday, August 31, 2016

Alasan Awan Berada di Angkasa

Unknown | August 31, 2016 |
Awan berasal dari proses penguapan air yang ada di permukaan bumi, air danau, laut, sungai, dan air lainnya. Akibat dari pemanasan terutama pemanasan sinar matahari, air menguap lalu uap air melayang ke langit karena sifat uap air yang ringan. Di ketinggian tertentu pada titik keseimbangan akibat tekanan udara dari sekelilingnya stabil, tekanan dari bawah, atas, dan samping, kumpulan uap air akan berhenti dan membentuk awan. Awan terbentuk karena uap air berada pada ketinggian langit yang suhunya dingin sehingga mengalami pemadatan (kondensasi) menjadi dalam bentuk cair (embun) atau padat (kristal es).

Awan terdiri dari kumpulan partikel atau butiran-butiran es dalam jumlah banyak. Butiran-butiran es yang membentuk awan ukurannya sangat kecil, tidak saling menempel satu dengan lainnya, dan ringan. Tekanan udara panas dari bumi dalam bentuk aliran udara ke atas mampu menopang berat atau menahan gravitasi sehingga awan tidak jatuh.
Akan tetapi pada malam hari dan menjelang pagi jika tekanan udara rendah yang biasa terjadi di daerah pegunungan, awan dapat turun ke bumi dalam bentuk kabut atau awan yang tidak pekat. Di daerah pegunungan dengan ketinggian di atas tiga ribu meter di atas permukaan laut, gumpalan awan yang pekat pun mempunyai peluang turun permukaan bumi, menutupi puncak gunung, tetapi tidak jatuh gubrak!!!. Pada saat sinar matahari pagi bersinar, suhu udara berangsur-angsur naik lalu perlahan-lahan kabut yang menyelimuti puncak gunung akan akan naik pula ke langit.
Awan akan bergerak dari daerah tekanan udara tinggi ke daerah tekanan udara rendah terbawa angin yang mendorongnya. Pada daerah tekanan udara rendah dan suhu rendah, awan akan bertemu dalam jumlah besar dan membentuk butiran-butiran es/salju ukuran kecil. Apabila butiran-butiran es bersatu akan menjadi ukuran lebih besar. Ketika suhu udara di atmosfir melampaui titik leleh es maka partikel es yang membentuk awan akan berubah bentuk menjadi butiran air. Pada saat tekanan udara tidak mampu menopang awan dalam bentuk butiran air atau salju maka butiran air atau salju akan jatuh yang dinamakan hujan jika udara hangat atau hujan salju jika udara sangat dingin.
Awan akan jatuh ke bumi dalam bentuk air jika udara sekitarnya lebih rendah dari titik leleh es pada tingkat kelembaban udara tertentu. Butiran-butiran air dengan ukuran lebih besar akan jatuh sampai ke bumi, tetapi yang berukuran kecil jika didukung kondisi tingkat kelembaban udara rendah akan menguap lagi ke langit karena saat pergesekan dengan udara menimbulkan panas.

Source: http://www.apta-academy.org/

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Search

Pages

Powered by Blogger.

Translate

Search This Blog