Thursday, March 5, 2015

Tanda yang Menunjukkan Orang Terinfeksi HIV

Unknown | March 05, 2015 |
Virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) hingga kini belum bisa diobati, penderitanya hanya diberikan obat-obat anti-retroviral atau ARV. Orang yang berisiko terkena HIV adalah jika sering melakukan seks tanpa pengaman dengan lebih dari satu pasangan atau menggunakan obat-obat terlarang dengan suntikan. 
Karena gejala awalnya tidak ada, orang-orang yang berisiko tersebut kadang tidak tahu tubuhnya sudah dimasuki virus HIV. Dalam 1 atau 2 bulan virus HIV memasuki tubuh. Sebesar 40 hingga 90 persen dari orang mengalami gejala seperti flu dapat dikenal sebagai sindrom retroviral akut (ARS). Tetapi kadang-kadang gejala HIV tidak muncul selama beberapa tahun bahkan beberapa dekade setelah infeksi. 


Berikut adalah beberapa tanda-tanda bahwa mungkin seseorang positif terkena HIV, antara lain: 

1. Demam 
Salah satu tanda-tanda pertama ARS adalah demam ringan, sampai sekitar 39 derajat C (102 derajat F). Demam sering disertai dengan gejala ringan lainnya, seperti kelelahan, pembengkakan pada kelenjar getah bening, dan sakit tenggorokan. 


2. Kelelahan 
Respon inflamasi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh juga dapat menyebabkan lelah dan lesu. Kelelahan dapat menjadi tanda awal dan tanda lanjutan dari HIV. 

3. Pegal, nyeri otot dan sendi, pembengkakan kelenjar getah bening 
ARS sering menyerupai gejala flu, mononucleosis, infeksi virus atau yang lain, bahkan sifilis atau hepatitis. Hal tersebut memang tidak mengherankan. Banyak gejala penyakit yang mirip bahkan sama, termasuk nyeri pada persendian dan nyeri otot, serta pembengkakan kelenjar getah bening. 

Kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh dan cenderung akan meradang bila ada infeksi. Kelenjar getah bening berada di pangkal paha leher ketiak, dan lain-lain. 

4. Sakit tenggorokan dan sakit kepala 
Seperti gejala penyakit lain, sakit tenggorokan, dan sakit kepala sering dapat merupakan ARS.

5. Ruam kulit 
Ruam kulit dapat terjadi lebih awal atau terlambat dalam perkembangan HIV/AIDS. 

6. Mual, muntah dan diare 
Sekitar 30 hingga 60 persen dari orang dengan HIV memiliki gejala jangka pendek seperti mual, muntah, atau diare pada tahap awal HIV, kata Dr. Malvestutto. Gejala tersebut juga dapat muncul sebagai akibat dari terapi antiretroviral, biasanya sebagai akibat dari infeksi oportunistik. 


7. Penurunan berat badan 
Jika penderita HIV sudah kehilangan berat badan, berarti sistem kekebalan tubuh biasanya sedang menurun,

8. Batuk kering 
Batuk kering dapat merupakan tanda pertama seseorang terkena infeksi HIV. Batuk tersebut dapat berlangsung selama 1 tahun dan terus semakin parah. 

9. Pneumonia 
Batuk dan penurunan berat badan juga mungkin pertanda infeksi serius yang disebabkan oleh kuman yang tidak akan mengganggu jika sistem kekebalan tubuh bekerja dengan baik.

Pneumonia merupakan salah satu infeksi oportunistik, sedangkan yang lainnya termasuk toksoplasmosis, infeksi parasit yang mempengaruhi otak, cytomegalovirus, dan infeksi jamur di rongga mulut. 

10. Keringat malam 
Sekitar setengah dari orang yang terinfeksi HIV akan berkeringat di malam hari selama tahap awal infeksi. Keringat malam terjadi bahkan saat tidak sedang melakukan aktivitas fisik apapun. 

11. Perubahan pada kuku 
Tanda lain dari infeksi HIV akhir adalah perubahan kuku, seperti membelah, penebalan dan kuku yang melengkung, atau perubahan warna (hitam atau coklat berupa garis vertikal maupun horizontal). Seringkali hal tersebut disebabkan infeksi jamur, seperti kandida. 


12. Infeksi Jamur 
Infeksi jamur yang umum pada tahap lanjut adalah thrush, infeksi mulut yang disebabkan oleh Candida, yang merupakan suatu jenis jamur. "Candida merupakan jamur yang sangat umum dan salah satu yang menyebabkan infeksi jamur pada wanita. 


13. Kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi 
Masalah kognitif dapat menjadi tanda demensia terkait HIV, yang biasanya terjadi lambat dalam perjalanan penyakit. Selain kebingungan dan kesulitan berkonsentrasi, demensia terkait AIDS mungkin juga melibatkan masalah memori dan masalah perilaku seperti marah atau mudah tersinggung. 

Bahkan mungkin termasuk perubahan motorik seperti, menjadi ceroboh, kurangnya koordinasi, dan masalah dengan tugas yang membutuhkan keterampilan motorik halus seperti menulis dengan tangan. 

14. Herpes mulut dan herpes kelamin 
Cold sores (herpes mulut) dan herpes kelamin (herpes genital) dapat menjadi tanda dari ARS dan stadium infeksi HIV. Herpes tersebut juga dapat menjadi faktor risiko untuk tertular HIV. 

Karena herpes kelamin dapat menyebabkan borok yang memudahkan virus HIV masuk ke dalam tubuh selama hubungan seksual. Orang-orang yang terinfeksi HIV juga cenderung memiliki risiko tinggi terkena herpes karena HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh. 

15. Kesemutan dan kelemahan 
Akhir HIV juga dapat menyebabkan mati rasa dan kesemutan di tangan dan kaki. Hal ini disebut neuropati perifer, yang juga terjadi pada orang dengan diabetes yang tidak terkontrol.


Gejala tersebut dapat diobati dengan obat-obatan penghilang rasa sakit yang dijual bebas dan antikejang seperti gabapentin. 

16. Ketidakteraturan menstruasi 
Infeksi HIV tahap lanjut tampaknya dapat meningkatkan risiko mengalami ketidakteraturan menstruasi, seperti periode yang lebih sedikit dan lebih jarang. Perubahan tersebut mungkin lebih berkaitan dengan penurunan berat badan dan kesehatan yang buruk dari wanita dengan tahap akhir infeksi HIV. 

Infeksi HIV juga telah dikaitkan dengan usia menopause yang lebih dini, yaitu sekitar 47-48 tahun bagi perempuan yang terinfeksi HIV dibandingkan dengan perempuan yang tidak terinfeksi sekitar usia 49-51 

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Search

Pages

Powered by Blogger.

Translate

Search This Blog